Ilmu Pengetahuan,Teknologi dan Kemiskinan
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar …………………………………………………………………
Daftar Isi
……………………………………………………………………………
BAB I Pendahuluan ……………………………………………………………
Latar Belakang ………………………………………………
Tujuan ……………………………………………………………
BAB II
Pembahasan …………………………………………………
Ilmu Pengetahuan ………………………………………….
Syarat-Syarat Ilmu ………………………………………….
Teknologi ……………………………………………………….
Sejarah Teknologi ………………………………………….
Kemiskinan ……………………………………………………
Penyebab Kemiskinan …………………………………..
BAB III
Penutup ………………………………………………………
Kesimpulan
……………………………………………………
DAFTAR
PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Segala puji
syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat kemurahanNyalah
makalah ini dapat saya selesaikan. Makalah ini di susun agar kita dapat
memperluas wawasan kita tentang Ilmu Sosial Dasar. Makalah ini di buat dalam
rangka pembelajaran mata kuliah Ilmu Sosial Dasar (softskil).
Terima Kasih
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Kemiskinan
sering sekali dikaitkan dengan ilmu pengetahuan. Banyak orang yang menilai
bahwa orang yang miskin itu berarti orang yang memiliki ilmu pengetahuan yang
kurang sehingga mereka tidak mampu untuk mencapai penghasilan yang banyak, atau
bahkan ereka cenderung malas untuk bekerja.Hal ini juga berkaitan dengan
kebijakan-kebijakan baru yang dikeluarkan oleh pemerintah terkait dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Banyak orang yang terus menerus
menggali ilmu utuk dapat menciptakan sesuatu yang baru dan mempermudah
pekerjaan individu atau kelompok. Tetapi tanpa sadar memiliki dampak negatif
bagi kalangan masyarakat tertentu. Sehingga menyebabkan perekonomian yang tidak
merata.
1.2
Tujuan
Apa itu Ilmu pengetahuan ?
Apa saja Syarat-Syarat Ilmu ?
Apa itu Teknologi ?
Sejarah tentang Teknologi
Apa itu Kemiskinan ?
Penyebab Terjadinya Kemiskinan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ilmu Pengetahuan
ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan
pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam
alam manusia.Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti.
Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian
ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Ilmu bukan
sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum
sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori
yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu
tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha
berpikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah
produk dari epistemologi.
2.2 Syarat-Syarat Ilmu
Berbeda
dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus
tentang apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai
persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada
lebih dahulu.
Ø Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian
yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari
luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada
karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari
adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut
kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek
penunjang penelitian.
Ø Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi
kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensinya,
harus ada cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal
dari bahasa Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis
berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
Ø Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan
suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan
logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh,
terpadu , dan mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya.
Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat
merupakan syarat ilmu yang ketiga.
Ø Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal
yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut
180º. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu
sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan
ilmu-ilmu alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk
mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks
dan tertentu pula.
2.3 Teknologi
Teknologi adalah
keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi
kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
Penggunaan
teknologi oleh manusia diawali dengan pengubahan sumber daya alam menjadi
alat-alat sederhana. Penemuan prasejarah tentang kemampuan mengendalikan api telah menaikkan ketersediaan sumber-sumber
pangan, sedangkan penciptaan roda telah membantu manusia dalam
beperjalanan dan mengendalikan lingkungan mereka. Perkembangan teknologi
terbaru, termasuk di antaranya mesin cetak, telepon, dan Internet, telah memperkecil hambatan fisik
terhadap komunikasi dan memungkinkan manusia untuk berinteraksi secara bebas dalam skala
global. Tetapi, tidak semua teknologi digunakan untuk tujuan damai;
pengembangan senjata penghancur
yang semakin hebat telah berlangsung sepanjang sejarah, dari pentungan sampai senjata
nuklir.
Teknologi
telah mempengaruhi masyarakat dan sekelilingnya dalam banyak
cara. Di banyak kelompok masyarakat, teknologi telah membantu memperbaiki ekonomi (termasuk ekonomi global masa kini) dan telah memungkinkan bertambahnya kaum senggang. Banyak proses teknologi
menghasilkan produk sampingan yang tidak dikehendaki, yang disebut pencemar, dan menguras sumber daya alam,
merugikan, dan merusak Bumi dan lingkungannya. Berbagai macam penerapan teknologi
telah memengaruhi nilai suatu
masyarakat, dan teknologi baru seringkali mencuatkan pertanyaan-pertanyaan
etika baru. Sebagai contoh, meluasnya gagasan tentang efisiensi dalam konteks produktivitas
manusia, suatu istilah yang pada awalnynya hanya menyangkut permesinan, contoh
lainnya adalah tantangan norma-norma tradisional.
bahwa
keadaan ini membahayakan lingkungan, dan mengucilkan manusia; penyokong
paham-paham seperti transhumanisme dan tekno-progresivisme memandang proses teknologi yang
berkelanjutan sebagai hal yang menguntungkan bagi masyarakat, dan kondisi
manusia. Tentu saja, paling sedikit hingga saat ini, diyakini bahwa
pengembangan teknologi hanya terbatas bagi umat manusia, tetapi kajian-kajian
ilmiah terbaru mengisyaratkan bahwa primata lainnya, dan komunitas lumba-lumba tertentu telah mengembangkan
alat-alat sederhana, dan belajar untuk mewariskan pengetahuan mereka kepada
keturunan mereka.
2.4 Sejarah Teknologi
Perkembangan
teknologi berlangsung secara evolutif Sejak zaman Romawi Kuno pemikiran,
dan hasil kebudayaan telah tampak berorientasi menuju bidang teknologi.Secara
etimologis, akar kata teknologi adalah "techne" yang berarti
serangkaian prinsip atau metode rasional yang berkaitan dengan pembuatan
suatu objek, atau kecakapan tertentu, atau pengetahuan tentang prinsip-prinsip
atau metode, dan seni. Istilah teknologi sendiri untuk pertama kali
dipakai oleh Philips pada tahun 1706 dalam sebuah buku berjudul Teknologi:
Diskripsi Tentang Seni-Seni, Khususnya Mesin (Technology: A Description
Of The Arts, Especially The Mechanical).
2.5 Kemiskinan
Kemiskinan adalah
keadaan di mana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti
makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan
dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya
akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global.
Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara
yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi
memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan, dll.
Kemiskinan
dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
Gambaran
kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan.
Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan
pelayanan dasar.
Gambaran
tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial,
ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal
ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya
dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan
moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi. Gambaran kemiskinan jenis ini
lebih mudah diatasi daripada dua gambaran yang lainnya.
Gambaran
tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna
"memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia. Gambaran
tentang ini dapat diatasi dengan mencari objek penghasilan di luar profesi
secara halal. Perkecualian apabila institusi tempatnya bekerja melarang.
2.6 Penyebab Kemiskinan
Kemiskinan
banyak dihubungkan dengan:
penyebab
individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari
perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin. Contoh dari perilaku dan
pilihan adalah penggunaan keuangan tidak mengukur pemasukan.
penyebab
keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga. Penyebab
keluarga juga dapat berupa jumlah anggota keluarga yang tidak sebanding dengan
pemasukan keuangan keluarga.
penyebab
sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan
kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar.
Individu atau keluarga yang mudah tergoda dengan keadaan tetangga adalah
contohnya.
penyebab
agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk
perang, pemerintah, dan ekonomi. Contoh dari aksi orang lain lainnya adalah
gaji atau honor yang dikendalikan oleh orang atau pihak lain. Contoh lainnya
adalah perbudakan.
penyebab
struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari
struktur sosial.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpula
Ilmu
pengetahuan, teknologi dan kemiskinan adalah sesuatu yang bertentangan. Karena Teknologi
diciptakan oleh manusia untuk kesejahteraan umat manusia dan untuk memenuhi
kebutuhan manusia dengan arti menciptakan, mencari kesenangan manusia,
melindungi dari malapetaka, kelaparan, melindungi dari bahaya kekejaman alam
serta memenuhi kebutuhan pokok manusia.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan
Komentar
Posting Komentar