Pertentangan Sosial dan Intergrasi Sosial
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar ………………………………………………………
Daftar Isi
………………………………………………………………..
BAB I Pendahuluan ……………………………………………….
Latar Belakang ……………………………………
Tujuan …………………………………………………
BAB II
Pembahasan ………………………………………
Pertentangan Sosial/Konflik ………………..
Jenis-Jenis Konflik ……………………………….
Akibat Konflik ……………………………………..
Integrasi Sosial ……………………………………
Faktor pendorong Integrasi Sosial ………
BAB III
Penutup ……………………………………………
Kesimpulan
…………………………………………
DAFTAR
PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Segala puji
syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat kemurahanNyalah
makalah ini dapat saya selesaikan. Makalah ini di susun agar kita dapat
memperluas wawasan kita tentang Ilmu Sosial Dasar. Makalah ini di buat dalam
rangka pembelajaran mata kuliah Ilmu Sosial Dasar (softskil).
Terima Kasih
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Sering kita
temui keadaan dimasyarakat para anggotanya pada kondisi tertentu, diwarnai oleh
adanya persamaan-persamaan dalam berbagai hal. Tetapi juga didapati
perbedaan-perbedaan dan bahkan sering kita temui pertentangan-pertentangan.
Itulah sebabnya keadaan masyarakat dan Negara mengalami kegoyahan-kegoyahan
yang terkadang keadaan tidak terkendali dan dari situlah terjadinya perpecahan.
Sudah tentu sebabnya, misalnya adanya pertentangan karena perbedaan keinginan.
1.2
Tujuan
Memahami apa itu pertentangan Sosial/Konflik
Mengetahui tentang Jenis-Jenis Konflik
Mamahami Akibat dari Konflik
Memahami apa itu Integrasi Sosial
Faktor Pendorong terjadinya Integrasi Sosial
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pertentangan
Sosial/Konflik
Konflik berasal
dari kata kerja latin configere yang berarti saling memukul.
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua
orang atau lebih (bisa juga kelompok) di mana salah satu pihak berusaha menyingkirkan
pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.Tidak satu
masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan
kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan
hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik
dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam
suatu Interaksi Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut
ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain
sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial,
konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan
tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya
atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan
dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik
bertentangan dengan integrasi Konflik dan Integrasi berjalan
sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan
integrasi. Sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.
2.2 Jenis-Jenis Konflik
> Konflik antara atau dalam Peran sosial (intrapribadi),
misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran
(role))
> Konflik
antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar geng).
> Konflik
kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
> Konflik
antar satuan nasional (kampanye, perang saudara)
> Konflik
antar atau tidak antar agama
> Konflik
antar politik.
> konflik
individu dengan kelompok.
2.3 Akibat Konflik
Hasil dari
sebuah konflik adalah sebagai berikut :
meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok (ingroup)
yang mengalami konflik dengan kelompok lain.
keretakan hubungan antar kelompok yang bertikai.
perubahan kepribadian pada individu, misalnya timbulnya rasa
dendam, benci, saling curiga dll.
kerusakan harta benda dan hilangnya jiwa manusia.
dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat
dalam konflik.
Para pakar teori telah mengklaim bahwa pihak-pihak yang berkonflik
dapat memghasilkan respon terhadap konflik menurut sebuah skema dua-dimensi;
pengertian terhadap hasil tujuan kita dan pengertian terhadap hasil tujuan
pihak lainnya. Skema ini akan menghasilkan hipotesa sebagai berikut:
Pengertian yang tinggi untuk hasil kedua belah pihak akan
menghasilkan percobaan untuk mencari jalan keluar yang terbaik.
Pengertian yang tinggi untuk hasil kita sendiri hanya akan
menghasilkan percobaan untuk "memenangkan" konflik.
Pengertian yang tinggi untuk hasil pihak lain hanya akan
menghasilkan percobaan yang memberikan "kemenangan" konflik bagi
pihak tersebut.
Tiada pengertian untuk kedua belah pihak akan menghasilkan
percobaan untuk menghindari konflik.
2.4 Integrasi
Sosial
integrasi
adalah sebuah sistem yang mengalami pembauran hingga menjadi suatu kesatuan
yang utuh. Integrasi berasal dari bahasa inggris "integration" yang
berarti kesempurnaan atau keseluruhan. integrasi sosial dimaknai sebagai proses
penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat
sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi.
Definisi
lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik
beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat,
namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing. Integrasi memiliki 2 pengertian,
yaitu :
Membuat
suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu
Sedangkan
yang disebut integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau
dikaitkan satu sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan.
Suatu
integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi
berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara
sosial budaya.MAMAS MC|BASSBEAT33™
Menurut
pandangan para penganut fungsionalisme struktur sistem sosial
senantiasa terintegrasi di atas dua landasan berikut :
Suatu
masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya konsensus (kesepakatan) di antara
sebagian besar anggota masyarakat tentang nilai-nilai kemasyarakatan yang
bersifat fundamental (mendasar)
Masyarakat
terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota dari
berbagai kesatuan sosial (cross-cutting affiliation). Setiap konflik
yang terjadi di antara kesatuan sosial dengan kesatuan sosial lainnya akan
segera dinetralkan oleh adanya loyalitas ganda (cross-cutting loyalities)
dari anggota masyarakat terhadap berbagai kesatuan sosial.
Penganut konflik berpendapat bahwa masyarakat
terintegtrasi atas paksaan dan karena adanya saling ketergantungan di antara
berbagai kelompok.
Integrasi
sosial akan terbentuk apabila sebagian besar masyarakat memiliki kesepakatan
tentang batas-batas teritorial, nilai-nilai, norma-norma, dan pranata-pranata sosial.
2.5 Faktor Pendorong Integrasi Sosial
A. Faktor
Internal :
Kesadaran diri sebagai makhluk sosial
Tuntutan kebutuhan
Jiwa dan semangat gotong royong
B. Faktor
External :
Tuntutan perkembangan zaman
Persamaan kebudayaan
Terbukanya kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan bersama
Persaman visi, misi, dan tujuan
Sikap toleransi
Adanya konsensus nilai
Adanya tantangan dari luar
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kita sebagai
bangsa Indonesia, seharusnya menjunjung tinggi nilai kesatuan dan persatuan
Bangsa, walaupun terdapat perbedaan namun seharusnya, setiap masalah yang ada
hendaklah di pikir dengan kepala dingin terlebih dahulu. Terdapat banyak kasus
demo masal ataupun tawuran antarwarga maupun pelajar, yang sangat merugikan
diri sendiri dan orang lain disekitar kita. Untuk itu, perlulah ditanamkan jiwa
cinta damai dan penuh kasih diantara masyarakat, sehingga Bangsa dapat damai
dan rakyat dapat hidup dengan rukun.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Integrasi_sosial
Komentar
Posting Komentar